1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh masalah psikologis seperti konflik perkawinan, depresi, trauma, stress, pasangan yang terlalu pasif, atau gangguan identitas gender. Di antara masalah yang secara organik dapat menimbulkan disfungsi ereksi adalah penyakit jantung, diabetes, paraplegia, gangguan hormon, alkohol, tembakau, patah tulang panggul, penyakit ginjal atau gangguan sistem urogenital. Selain itu, beberapa obat juga dapat memiliki efek samping disfungsi ereksi. Sekarang, obat semacam viagra dan sejenisnya telah merevolusi kehidupan seksual banyak laki-laki yang menderita disfungsi ereksi. Viagra bekerja dengan relaksasi otot polos pada pangkal penis, yang mencegah kontraksi aliran darah ke penis. Obat ajaib ini bekerja pada sistem kardiovaskular dan menyebabkan penurunan tegangan yang bisa berakibat fatal. Obat tersebut harus dikonsumsi hanya dengan resep dokter yang kompeten dan dilarang keras untuk laki-laki berfaktor risiko penyakit kardiovaskuler, atau pasien dalam pengobatan nitrat. Disfungsi ereksi psikologis dapat diselesaikan dengan bantuan terapis seks yang menggali akar asal masalah dan membimbing pasien untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.2. Ejakulasi dini
photo © 2007 Michelle Tribe | more info (via: Wylio)Ejakulasi dini adalah gangguan seksualitas laki-laki yang paling umum. Beberapa orang mengalami ejakulasi sebelum penetrasi, yang lainnya mungkin hanya satu atau dua menit setelah penetrasi. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan pasangan, bahkan jika permainan pemanasan (foreplay) telah diperpanjang. Penyebab gangguan ini seringkali karena stres. Untuk membantu pasien, terapis seks akan meminta istrinya untuk berperan aktif dalam terapi. Pasangan mungkin melakukan metode “berhenti dan teruskan”, atau menghentikan rangsangan pada saat tanda akan terjadi ejakulasi. Pihak istri juga dapat memencet pangkal penis selama dua sampai tiga detik pada saat kritis. Pasien pria juga dapat melatih otot-otot panggul bawah, mulai dari penis ke anus. Beberapa obat antidepresan atau anestesi topikal yang diresepkan dokter spesialis mungkin dapat membantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih atas kritik dan sarannya.jangan sungkan untuk mampir lagi